Kamis, 26 Maret 2015

ROBOT ASTRONOT JEPANG

Robot Astronot  Jepang
Sebagai negara yang menyanjung tinggi budaya, Jepang juga dikenal sebagai negara yang mengedepankan teknologi robotnya. Nah, Anda masih ingat mungkin beberapa tahun lalu, tahun 2006, dimana negara tirai bambu tersebut pernah mengatakan untuk menempatkan robot-robotnya di bulan.
Sepertinya hal itu masih menjadi keinginan besar untuk diwujudkan. Suatu badan bernama Strategic Headquarters for Space Development di Jepang, mengatakan bahwa mereka berharap akan dapat membuat robot berbentuk manusia (memiliki dua kaki) melintasi permukaan satelit di tahun 2020. Tentunya ini diharapkan dapat membantu kinerja para astronot nantinya.


KBR68H - Jepag berencana mengirim robot imut ke luar angkasa. Robot-robot kecil itu punya kemampuan berbicara. Pengiriman robot imut itu untuk mengetahui bagaimana kemampuan mesin itu berkomunikasi dan bekerjasama dengan manusia.

Robot itu dikerjakan oleh para ilmuwan Jepang dalam proyek Kirobo. Nama Kirobo diambil dari kata 'kibo' dalam bahasa Jepang yang berarti harapan.

Kirobo akan diluncurkan ke Stasiun Luar Angkasa ISS dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima, pada 4 Agustus mendatang. Dalam eksperimen nanti, robot itu diharapkan bisa berkomunikasi dan membantu tugas-tugas astronot Jepang Koichi Wakata di Stasiun ISS.

Wakata merupakan komandan misi luar angkasa pertama dari Jepang. Melalui eksperimentasi duet Wakata dan robot Kirobo, diharapkan bisa mengetahui bagaimana robot mandiri bisa memberikan bantuan kepada manusia pada saat menjalankan misi luar angkasa, melalui perintah lisan secara langsung.
asimo-on-moon-rm-eng-2

Manajer pelaksana proyek Kirobo, Yorichika Nishijima mengatakan, "Rusia merupakan negara pertama yang mengirim misi pertama ke luar angkasa, Amerika merupakan negara pertama yang mendaratkan manusia ke bulan. Dan kami, Jepang ingin menjadi negara pertama yang mengirim astronot robot ke luar angkasa, yang bisa berkomunikasi dengan manusia."

Eksperimentasi ini perupakan kerjasama kolaborasi antara Pusat Riset Sains Terapan dan Teknologi di Universitas Tokyo, Robo Garage, perusahaan periklanan Dentsu Inc, serta Toyota Motor.

General Manajer Proyek dari Toyota Motor, Fuminori Kataoka sempat bertanya kepada robot Kirobo dalam sebuah presentasi, mengenai apa mimpi robot itu.

"Saya ingin menciptakan masa depan dimana manusia dan robot bisa hidup bersama dan melangkah ke depan," jawab Kirobo.

Kirobo hanya memberikan bantuan asistensi, dan tidak memberikan bantuan fisik. Karena itu, Kirobo berukuran imut mini. Ukurannya jauh sangat kecil dibanding kebanyakan robot pembantu pekerjaan fisik yang selama ini dikirim ke luar angkasa. Kirobo hanya setinggi 34 centimeter dengan berat 1 kilogram.

Selain Kirobo, ada juga robot Mirata yang berpenampilan mirip. Namun Mirata tidak didesain untuk pergi ke luar angkasa. Meski begitu, Mirata juga memiliki kemampuan belajar melalui percakapan.  

sumber: http://www.portalkbr.com/berita/luarnegeri/2743849_4213.html



KEHIDUPAN LUAR ANGKASA




Rahasia Kehidupan Sehari-hari Di Stasiun Luar Angkasa : Shalat dan Suara Adzan Di Luar Angkasa

Kehidupan para astronot atau antariksawan di luar negeri seringkali berlangsung lama. Kehidupan di tempat tersebut jauh berbeda dengan kehidupan normal di bumi. Makan, mandi, minum, buang air besar, hiburan, internet dan kehidupan lainnya sangat unik. Agar dapat hidup nyaman dengan waktu cukup lama, para ahli menyiapkan sarana alat canggih dan khusus bagi kehidupan di luar angkasa.
Misi Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk program Mars500 sebentar lagi bakal terwujud. Mulai 3 Juni nanti, enam orang dari berbagai negara akan menjalani kehidupan di sebuah bilik di Planet Mars. Sampai November 2011 nanti, enam astronot ini akan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan, tidur dan bekerja seperti biasa di sebuah “bilik”. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui besarnya tekanan yang dihadapi awak ketika mengikuti ekspedisi ruang angkasa. “Ini adalah misi yang paling lama,” kata kepala eksperimen yang juga pejabat di Badan Antariksa Eropa, Martin Zell.
Enam orang yang diutus untuk hidup di planet merah adalah tiga orang warga negara Rusia, seorang warga Italia-Kolombia, seorang warga Perancis, dan seorang warga Cina. Mereka nantinya akan dibagi menjadi dua kelompok. Tiga orang di kelompok pertama akan meneliti permukaan Mars, sementara tiga orang lainnya yang ada di kelompok kedua akan mengamati benda-benda luar angkasa yang ada di sekitar Mars.
Program Mars 500 ini membutuhkan waktu sekitar 250 hari perjalanan dari Bumi ke Mars. Adapun operasi di permukaan Mars hanya 30 hari ditambah perjalanan kembali ke Bumi.  Menurut astronot dari Rusia, Sukhrob Kamolov, terdapat kendala bahasa di antara mereka karena belum dapat memahami logat masing-masing ketika berbicara dalam bahasa Inggris. Namun, Kamalov mengatakan, kendala itu akan diatasi dengan menggunakan bahasa isyarat agar dapat dimengerti satu sama lain. “Kami akan menggunakan bahasa tubuh,” kata Kamolov.
Selama 502 hari itu, mereka hanya dapat berkomunikasi dengan Bumi menggunakan surat elektronik. Tentu saja, sambungannya terkadang putus-nyambung. Kendati demikian, bisa terbang ke Mars tentunya sangat membanggakan. Tak mudah untuk dapat terbang ke Mars karena dari 5.680 orang pendaftar, hanya enam orang yang dibutuhkan.
Para astronot ini tidak menyembunyikan kebahagiaan untuk dapat segera sampai di sana. Astronot dari Cina, Wang Yue, mengatakan perjalanan ini menjadi sejarah dalam kehidupan manusia. “Eksplorasi luar angkasa adalah kerja yang sulit dan berat,” katanya. “Ini membutuhkan kerja sama dunia internasional.” Pernyataan Yue tak lepas dari ambisi pemerintah Cina untuk mengambil bagian dalam penelitian luar angkasa dengan mengirimkan tim sendiri ke Mars suatu saat nanti. Astronot dari Perancis, Romain Charles mengatakan sangat bangga dapat mengikuti misi ini. “Saya berharap cucu saya nanti juga dapat pergi ke Mars dan saya akan mengatakan padanya, “Saya juga dulu pernah ke Mars”.”
Kehidupan di Stasiun Angkasa
Sebuah stasiun ruang angkasa, memiliki sebuah sistem yang sangat komplek dengan subsistem yang saling terkait Struktur, Listrik,Thermal kendali, Sikap tekad dan kontrol, Orbital navigasi dan tenaga penggerak, Otomasi dan robotika, Komputasi dan komunikasi, Dukungan lingkungan dan kehidupan, Fasilitas untuk kru, dan transportasi kargo (barang/suplai). Hidup di stasiun ruang angkasa memiliki banyak hambatan dan adaptasi terutama bagi mereka yang di haruskan ‘menetap’ disana dalam waktu panjang, hal hal itu seperti masalah daur ulang sampah, tingkat radiasi yang tinggi, dan juga menghadapi gravitasi rendah. Hal hal tersebut tentu bisa menyebabkan efek gangguan kesehatan dan seperti yang kita ketahui bersama dalam kasus solar flare, semua kehidupan saat ini dilindungi oleh medan magnet bumi, dan berada di bawah sabuk Van Allen, so kesimpulan nya bekerja di atas sana tentu memiliki resiko tersendiri dan hanya orang orang dengan stamina tinggi lah bisa berangkat ke atas sana.
Untuk kedepan nya, masalah masalah tersebut diatas akan segera diatasi dengan serangkaian penelitian tentang ketahanan hidup manusia di antariksa, yang mana hasil penelitian tersebut di harapkan bisa membawa para pekerja dalam jumlah banyak dan bisa bekerja dalam jangka waktu yang lebih panjang dari sekarang. Kelak konsep yang ada akan berupa sebuah ‘kota kecil berupa ruang ruang hidup’ di atas, namun sayangnya hingga saat ini, hal itu masih berupa konsep yang masih sulit di terapkan mengingat ongkos peluncuran yang mahal serta kemauan politik negara yang bertindak sebagai operator stasiun ruang angkasa tersebut ( dalam hal ini ada dua raksasa negara yang berkuasa di atas sana, Amerika dan Russia). Bisa dibayangkan untuk sebuah Stasiun kecil saja memerlukan budjet yang sangat sangat besar.
ISS atau International Space Station, adalah sebuah program antariksa dari beberapa negara besar yang akan melakukan usaha bersama di angkasa. Negara negara tersebut antara lain Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Jepang, Brasil, Belgia, Britania Raya, denmark, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Norwegia, Spanyol , Swedia, dan Swiss. Karena ISS adalah akan berwujud sebuah stasiun besar, maka perakitan nya sendiri di lakukan diatas mengingat komponen komponen sistem ISStersebut sangat besar dan berat, hanya dengan bantuan Microgravity (A very low gravity environment, which causes people and objects to be practically weightless) lah  semua komponen (70 komponen) bisa dirakit menjadi satu bagian ISS dalam waktu enam tahun. Beberapa nama Stasiun Angkasa yang ada antara lain: DOS 2, Salyut, Cosmos, Mir, Skylab, Mir 2/Polyus, dan selanjutnya kelak adalahISS.

sumber: https://fatihsaputro.wordpress.com/fakta-fakta-unik/rahasia-kehidupan-sehari-hari-di-stasiun-luar-angkasa-shalat-dan-suara-adzan-di-luar-angkasa/